Wednesday, October 31, 2012

T. I. - Get Back Up (Feat. Chris Brown)


This is the song that made me wanna buy the album. Listened to this song over and over again. Ah T.I., you are one of the reasons why I still love rap music. You are the King of South, and no one will take that crown from you for sure.

And when they push you down, you got to get back up
(I'm only human dawg)
And when they push you down, you got to get back up
(I'm just a human dawg)

Brush the dirt off your jersey then go for the cup
Or the trophy or the ring, champion no matter what
Cause when you got the belt and the ring
People with ya popping bottles, taking pictures look around
As soon as you fall down all the haters pass a judgement
Surprise, I’m here to show that I’ma rise above this

Monday, October 29, 2012

Ranah Minang

Sebagai blasteran Jawa - Padang, selama ini suka agak segan tiap ditanya asalnya darimana. Karena kalau saya bilang campuran jawa padang, pasti pada nanya terakhir ke Padang kapan, terakhir ke Jawa kapan. Jawa, lebih tepatnya Magelang sih dulu sering, hampir tiap lebaran mudik kesana. Yah setidaknya pernah ke alun- alun tempat para pemuda pemudi Magelang kongkow tiap malam, makan bakso enak di PLN, martabak manis di depan Hero. Tapi Padang? Belum pernah kesana masbroooh. Cuma si abang aja yang pernah tinggal disana sampai sekitar umur tiga atau empat tahun.
Dan mendadak, tanpa rencana matang, tanpa persiapan, saya langsung pengen ke Padang. Pesan tiket, dan bilang sama sang kekasih dan juga mama "Laras mau ke Padang!" dan mereka cuma mengernyitkan dahi pertanda heran (kalau bagian pacar sih cuma bayangan aja, lha wong saya kasih taunya lewat watsap).
Akhirnya browsing cari tiket yang lumayan murah, yaitu Lion Air. Pulang pergi satu koma dua jutaan. Gak usah bawa banyak barang, bawa tas gembok (buat yang gak tau tas gembok itu apa, bahasa kecenya ransel), dan satu tas kecil buat dompet, hape dll. Apalagi konon katanya si penerbangan ini suka seenaknya lempar2 barang bagasi.
Berangkat sekitar jam 6, sampai di bandara jam 3an, gara2 si om supir taxi bilang "Saya mah udah biasa bawa orang ke bandara pas mepet2, jadi 45 menit juga nyampe. Bisa noh lewat belakang". Gak ngerti maksud dia lewat belakang itu lewat mana, lagi gak buru2 juga. Dan begitu sampai bandara, nyamperin Mama dulu yang juga lagi mau pergi ke Bangka. Gaulnya koq maksimalan doski yeh? Heran.
Dan begitu sampai kota Padang, disambut sama Bapak yang bawain martabak Kubang. Asli, martabak Kubang di Padang enaknya setengah mati. Beda sama martabak Kubang di Jakarta. Dagingnya banyak, sayurnya dikit, ditambah dengan kuah apapun itu dan irisan cabe ijo dan bawang bombay. Foodgasm! Tissue mana tissue? (*lap iler)
Kemudian cari makan malam di RM Lamun Ombak dekat bandara. Kalau gak salah ada dua atau tiga Lamun Ombak di Padang, tapi katanya yang paling kece sih yang dekat dengan Bandara ini. Enak Ras? Bukan enak lagi, enak parah! Keterlaluan enaknya. Cabe ijonya pedes, gak basa basi macem di Jakarta. Gak ada pedes2nya. Ini pedesnya mantep. Ayam popnya sih masih enakan buatan Mama, tapi tetep aja enak parah.
Dan dalam perjalanan menuju penginapan, Bapak mau cari buah dulu. Dan saya sebagai Duta Pisang, langsung minta pisang. Dan asli, pisang di Padang jauh lebih enak daripada pisang di Jakarta. Lebih besar dan lebih manis. Okay I know it sounds so wrong, tapi beneran pisangnya lebih besar dan lebih enak. Gokil, sekedar pisang aja enaknya pol gini. Beda emang pisang mateng puun dan pisang mateng karbitan.
Dan kemudian nginep di wisma di kota Padang. Lupa namanya apa, pokoknya itu adalah wisma punya temennya Bapak. Lumayan kece koq, ada AC yang lumayan dingin, WiFi, water heater, tipi (yang gak bakalan ditonton juga sih), dan roti buat sarapan. Disana cuma menginap semalam, dan kemudian pagi- pagi berangkat ke Bukittinggi dan Danau Maninjau. Woohoo...
Lewatin Pariaman (akhirnya melewati Pariaman, suku terhoror. Bukan horor sih, tapi udah jadi buah bibir, jangan mau kawin sama orang Padang Pariaman karena mereka rese. Dan kemudian makan di RM Aie Badarun. Ini lebih jawara daripada Lamun Ombak. Lambuk Ombak aja udah bisa bikin saya menggelinjang. Okay, now that sounds so wrong, again. Masih mengambil menu yang sama dengan saat di RM Lamun Ombak, tapi ini lebih mantep. Ya bumbunya, ya cabainya. Mamaaaa, aku mau tinggal di Padang aja boleh? Sempet kepikiran cari suami orang Padang biar bisa tinggal di sana.
Mendadak Kolestrol Meningkat
Dari sana kemudian berangkat menuju Bukittinggi, dan kemudian di tengah jalan Bapak minta berhenti. Katanya mau dengerin suara sungai dulu. Dan katanya buat orang kota besar musti dengerin suara beginian kadang- kadang demi ketentraman jiwa.
Suaranya emang kece, bikin pengen tidur.
Dan kemudian dari sana berhenti di air terjun, errr lupa apa nama air terjunnya. Air terjunnya kecil, rame pula. Tapi tetep aja enak buat diliat. Dan buat poto2 juga. (maap, saya gak cocok nulis blog tentang traveling)
ini jadi objek wisata koq, tapi maap sayah lupa namanya.
Dari sana ke Ngarai Sianok, melihat singkapan. Gak deng, macem Bapak gua heolohis. Ini murni nyasar, dan nanya jalan kemudian balik arah. Sebelumnya poto2 lagi.


Dari sana lanjut perjalanan menuju ke salah satu objek wisata di Bukittinggi, namanya "Objek Wisata Taman Panorama Lobang Jepang". Jadi disana ada tamannya, yang penuh sama monyet. Dan berhubung agak trauma sama monyet di Bali yang usil2, suka ngambil barang orang, saya langsung masukin dompet dan ipod ke dalam tas. Dan kemudian menggenggam iphone erat- erat. Selain itu ada Goa Jepangnya juga, sayang gak nyoba masuk, takut kelamaan disana karena buru- buru mau ke Danau Maninjau. Takut keburu malam.
Monyet dan kucing rebutan makanan.
muke lu songong bener dah.
Dari Bukittinggi menuju Danau Maninjau yang melewati Kelok 44, banyak monyet pula. Ternyata oh ternyata, kalau kita sekali ngasih makanan ke mereka, bakal dikejar. Gak masalah sih dikejarnya, tapi saya takutnya mereka ketabrak nantinya. Dan berakhir makanin kacang buat jatah monyet. Dan begitu sampai danau Maninjau, sayang banget udah sekitar jam 5 sore, jadi kabut mulai turun, dan gak bisa terlalu keliatan danaunya. Tapi kece koq. Kebayang kalau kesana di pagi atau siang hari, pemandangannya pasti kece berat. Dan karena berkabut, gak bisa ambil poto pula.
Niat awal mau menginap di sekitar danau Maninjau gak jadi. Karena gak ada penginapan yang cukup oke. Mungkin karena orang juga lebih milih nginep di Bukittinggi, terus paginya baru ke danau Maninjau kali yah, jadi agak riskan kalau mau buka hotel bintang disini. Jangankan hotel bintang, hotel melati aja gak ada koq. Adanya wisma, dan rumah penduduk.
Dari Maninjau akhirnya Bapak mencari sungai Tanang. Karena katanya sebelum mati mau tahu dulu sungai Tanang yang ada di lirik lagu Anak Salido itu dimana. Dan akhirnya ketemu. Dan itu bukan sungai, itu empang braaaay. Empang yang dibuat oleh penduduk sekitar untuk masjid. Jadi tiap tahun atau dua tahun sekali akan ada pemancingan di empang tersebut, dan hasilnya untuk sumbangan masjid. Ini orang Jakarta gak ada yang mau niru yah? Biar bangun mesjid gak usah minta- minta ala pengemis. Malu- maluin agama sendiri aja. (mendadak emosi). Dan disini ikannya banyak, bisa beli makanan ikan, terus kasih ke ikan- ikan tersebut.
konon katanya ada ikan koinya juga
Dari sungai Tanang akhirnya selesailah sudah perjalanan hari kedua, dan menuju ke hotel Grand Inna di kota Padang.  Hotel baru dan masih bertarif 550ribuan. Hotelnya lumayan koq, tapi belum ada kolam renang. Dammit, padahal niatnya mau renang dulu buat bakar kalori. Tapi konon katanya mau dibikin mini water park nantinya.
Hari ketiga, hari terakhir. Niatnya jalan- jalan ngiterin kota Padang sambil cari oleh- oleh. Oh iya, kalau cari oleh- oleh mending beli Rohana Kudus, di jalan Rohana Kudus, dekat Pizza Hut. Kenapa? Karena lebih pedes man kripiknya. Atau sementok- mentoknya Shirley deh. Tapi Rohana Kudus pedesnya lebih nendang sih.
Dan akhirnya di tengah hari bolong, sebelum makan siang, Bapak ngajakin ke Taplau, alias Tapi Lauik alias Tepi Laut. Kata teman saya, kalau belum ke Taplau jangan ngaku sebagai anak gaul Padang. Sebenernya sih pantainya gak terlalu bagus. Lumayan kotor. Tapi enak juga duduk gak jelas di pinggir pantai sambil dengerin suara debur ombak. Mendadak teringat kenangan pahit. Mendadak mau nangis. *mengalun lagu Angel oleh Sarah McLachan.

Sine Cera, without flaw. That's how you meant to me.

Mendadak pengen belajar naik sepeda. Tampak asyik gitu yah naik sepeda beralaskan pasir pantai.
 Kemudian makan lagi di RM Lamun Ombak, dan masih super enak. Merusak standar makanan Padang. I don't think I will eat Padangnese food again in a very long time. Btw kalau mau ke Padang, musti seminggu waktunya karena tiga hari itu berasa cuma nyampah doang disini. Banyak tempat yang belum saya datangi. Batu Malin Kundang pun belum saya lihat :-(
Padang, I will be gloriously happy if I could visit you again, someday.

Monday, October 15, 2012

Favorite Perfume

Saya bukan Perfume Reviewer sih, cuma suka banget ngendus- ngendus perfume. Dan kadang saya menilai orang dari Perfumenya. Misalnya yang pake perfume Lovely-nya Sarah Jessica Parker itu murahan, pasaran, atau yang pakai Beneton itu abege banget, dan sebagainya. Belagu? Emang. Padahal gak ngerti- ngerti amat sama perfume. Ini cuma nge-list perfume yang saya pakai, dan yang paling saya suka. Versi saya dan versi pacar yang bawel nyuruh saya pakai salah satu perfume.

1. L'Occitane, Cherry Blossom
Ini enak banget buat dipakai sehari- hari. Baunya manis bunga, tapi seger dan lembut. Gak terlalu abege, gak terlalu seksi. Apalagi kalau dipakai barengan sama body lotionnya, beuh... Pake ini berasa cantik sepanjang hari. Jadi males mandi, males ambil wudhu, takut baunya ilang. (digeplak malaikat). Tapi sayangnya gak terlalu tahan lama baunya.

2. L'Occitane, Green Tea with Jasmine
Pertama kali disemprot, baunya emang rada pedes sih. Tapi setelah dipakai satu jam, dan udah kena keringet dikit (ngantri Trans Jakarta selama setengah jam misalnya), baunya jadi lumayan enak. Green Tea-nya gak terlalu manis, rada tajam, tapi somehow kece dicampur sama Jasmine. Pakai ini, selama setengah harian wangi deh. Lebih kece lotionnya daripada perfumenya. Lotionnya baunya lebih lembut.

3. Issey Miyake, L'Eau d'Issey
Ini perfume unisex. Eh apa buat cewek yah. Dan kalo abang atau bokap gue mendadak minta perfume, gue biasanya kasih ini, karena menurut gue ini baunya gak terlalu feminin. Mungkin karena campuran woody-nya itu yah. Yang bikin kece dari perfume ini adalah, sangat long lasting. Pakai jam 6 pagi sebelum berangkat kerja, jam 3 sore baunya masih kecium. Gue sendiri sih gak bisa nyium, tapi dulu temen gue ada yang suka mendadak deket- deket sambil bilang "Bau lo enak Yas,"
Kekurangan: sangat pasaran.

4. Calvin Klein, CK1
Classic. I love something classic. Ini unisex perfume paling kece sepanjang yang gue tau. Yah seperti kata- katanya The Kardashians, yang bisa buat unisex perfume paling kece itu ya Calvin Klein. Wait, don't get me wrong, gua gak suka nonton Reality Show itu yah. But I couldn't agree more. Baunya basically citrus, tapi gak terlalu menyengat. Sayang udah gak ada lagi di Indonesia, kalau mau beli ini musti nitip orang kalau mereka lagi ke Singapura misalnya.

5. Clinique, Happy for women
Kyaaaa, suka banget sama baunya. Kalau saja baunya tahan lama seharian, gua gak bakal ganti- ganti perfume mungkin yah. Sayang cuma tahan sekitar 5- 6 jam, jadi musti bawa botolnya tiap pergi. Musti semprot tiap abis makan siang. Tapi kalau cuma ke mall sebentar, ke kondangan sebentar, pas banget pakai perfume ini. Segarnya citrus dicampur sama manisnya floral itu pas banget. Gak terlalu nyantreng pula kalau dipakai pas siang hari. My perfume from high school until college.
Btw, ada yang for men juga. Baunya mirip. Temen- temen gue sih lebih suka yang for men. Tapi gue sendiri lebih suka yang for women.

6. Dolce&Gabbana, Rose the One
Ini perfume buat malam karena baunya super nyantreng. Apalagi pas pertama kali disemprot, wangi manisnya langsung nusuk hidung. Wangi floral yang manis dan sensual, dan karena kesan sensualnya itulah gak cocok dipake pas siang, musti malam. Dan salah satu rekan kerja gue ada yang komentar "baunya ngajak tidur banget".
Jangan takut dengan wangi nyantrengnya, karena setelah beberapa lama jadi manis lembut koq, dan lumayan tahan lama. Pakai pas sore, sampai besok siangnya baunya masih berbekas di gue.

7. Burberry, The Beat
Pertama kalinya beli ini gak sengaja. Jadi waktu itu ke PS, eh apa Senci yah. Lagi nyari Burberry Touch atau Baby Touch. Tapi ternyata udah gak ada lagi di Indonesia. Akhirnya si mas ngondek nyaranin The Beat ini. Dan begitu dia liat muka gue ragu, dia bilang beli refillnya. Eh bukan refill, jadi dia kasih botol kecil, dan gue beli, errr lupa harganya berapa. Cukuplah buat dua minggu sampai sebulan. Dan ternyata baunya emang enak.
Baunya campuran floral, light musk dan gak tau lagi. Pertama kali semprot baunya kurang kece sih, nyantreng banget. Tapi begitu kena keringet dan bau badan kita, baunya jadi enak. Dan sang kekasih pun nyuruh gue untuk selalu pakai perfume ini tiap ketemu dia.

8. Elizabeth Arden, Green Tea
Bukan gue yang beli sih, tapi ini punya mama. Dan dari sederetan perfume di kamarnya, perfume ini yang baunya paling normal dan bisa diterima di hidung gue. Wangi green teanya lembut, tapi juga seger. Enak buat abis mandi terus cuma sekedar pergi ke Gramedia buat cari komik sebentar. Tapi ya baunya gak tahan lama sih emang.

9. Issey Miyake, L'Eau d'Issey Florale
Gue sendiri lebih suka Rose the One-nya D&G, tapi karena itu gak cocok buat siang, maka untuk pergi siang- siang, inilah perfume favorite gue. Lebih tepatnya pergi di weekend sama sang kekasih, karena dia sangat suka bau ini. Dia bilang gue musti pake setiap hari. Tapi masalahnya botolnya gede banget, gak bisa gue bawa- bawa.
Basically baunya mirip si Issey Miyake yang satunya cuma yang ini ada sentuhan floralnya. Tapi sumpah baunya mirip banget, cuma lebih cewek. Tapi bokap kadang suka minta buat kondangan. Pas gue bilang itu buat cewek, dia cuma bilang "Ah yang penting wangi"

10. Marc Jacobs, Daisy
Gue beli ini karena iming- iming wangi floralnya. Karena gue sangat suka dengan bau floral, dibanding bau musky, woody, fruity or else. Tapi ternyata ini wanginya terlalu nyantreng dan manis buat gue. Akhirnya gue simpen perfume ini di atas meja kantor, cuma buat jaga- jaga aja kalau ada yang minta perfume. Atau pas gue lagi lupa pakai perfume, dan gue merasa gue berbau abang- abang di bis.

Errr, I realize that my review is just so amateur. Tanpa memberitahu base note, top note atau middle notenya. Karena jujur, gue gak tau. Idung gue gak secanggih itu bisa ngerti, yang gue tau cuma satu. Enak atau nggak. Udah gitu doang. I'm terribly sorry for my stupidity.

Thursday, September 27, 2012

another farewell from a good friend

Hari ini pas watsapan sama grup explovaganza, tiba2 ada yang bilang "kalau siang ini mau makan padang, dateng kesini ya cantiiiik,". Bikin saya mendadak tidak bisa menahan hasrat. Pertama, makan padang gratis, kedua dibilang cantik. Tapi kemudian, pada bilang "sekalian bawa hardis ya cantik, minta HIMYM"

Damn.

Dibilang cantik cuma karena mereka pengen minjem hardis. Tampar nih tampar.

Anyway, ternyata itu adalah farewell lunch buat salah satu teman dekat saya di kantor lama. Teman yang saya kenal selama tiga tahun lebih. Pertama kenal pada bulan Mei 2009. Saya datang ke ruangannya dan diperkenalkan oleh teman saya. Dan saya masih ingat betul perkataan dia saat itu.

Him : Berapa lama proses masuk sini?
Saya : Lupa, satu sampai dua bulanlah
Him : Jago, gw tiga bulan lebih.

Percakapan tidak penting yang entah kenapa sampai sekarang masih saya ingat. Kemudian somehow someway, entah bagaimana caranya, dan entah kenapa, saya lebih sering berinteraksi dengannya daripada yang sebaya dan satu departemen dengan saya. Walaupun saya selalu memanggil dia Old Man, dan dia selalu bangga dengan ketuaannya itu.

Inilah dia, gank in crime saya waktu itu. Dari kiri - kanan: Vickry, Ratih, Yondo, Argha, Saya dan Mancrut.

Si terdakwanya mana? Dia yang ngambil poto. Itu abis makan- makan perayaan ulang tahun dia yang ke... Entah keberapa sih.

Anyway, seiring berjalannya waktu, kita jadi semacam bikin gank. Bukan gank sih, tapi kelompok sarapan, makan siang, makan malam, nonton bareng, makan es krim bareng dan ngopi bareng. Sarapan gak satu full-team, paling beberapa aja, dan kadang gabung dengan orang lain. Makan siang juga begitu. Pas makan malam biasanya jadi full- team. Bukan makan malam sih, tapi ngopi- ngopi sambil ngobrol gak jelas di Coffee Bean Pacific Place. Menunya hampir sama, pesan quiche, tiramisu, saya mah setia sama oreo cheesecakenya. Kadang nonton bareng, kecuali si Baju Merah, karena saat itu punya pacar. Mendingan nonton sama pacar.

Nontonnya gak cuma di bioskop, tapi juga di ruangan si terdakwa tersebut. Nonton film Taken atau film- film B-rated lainnya. Biasanya film action agak sadis, karena saya suka sesuatu yang sadis. Sering juga makan es krim bareng. Diprakarsai oleh saya yang melonjak kegirangan melihat puluhan pint es krim paling enak sedunia, Ben and Jerry's terpampang di kulkas Kemcik, dan langsung kalap beli, dan langsung makan rame- rame di ruangan terdakwa. Sejak itu beberapa kali kami melakukan hal yang sama, makan es krim bareng, berbuat keriaan, kembali ke meja saat ada orang yang masuk ruangan.

Time flies by, and just like I only believe, any kind of relationship has an expiration date. Kita semua jadi mencar- mencar. Yang paling kanan gak lama setelah foto itu diambil pergi ke KL. Kemudian si Baju Merah, cabut dan kantornya jauh. Then shit happens, well most of the problem caused by errr, me, akhirnya beneran pisah, bubar jalan. Gak pernah jalan bareng rame- rame lagi. Gak pernah nonton bareng rame- rame lagi. Gak pernah ngumpul di ruangan itu rame- rame lagi. Damn, I'm teary-eyed now for writing this. This is one of the friendship that I love the most.

Lain kali lanjut lagi deh, kalau niat.

So long, si Andropause, si Goweser, yang selau ngaku muda padahal staminanya jauh menurun. Semoga sukses di tempat baru. Semoga gak bandel lagi terpisah dari kami yang baik- baik ini, muihihihi.

I'm gonna miss you, and heck, I miss you already. I miss us.


Tuesday, September 18, 2012

Let's Make Love, Not War

Ada yang udah nonton Innocence of Muslim? Saya sih belum. Walaupun video itu sedang sangat marak. Saya buka twitter, pada ngomongin itu. Saya buka Yahoo News, pada ngomongin itu. Belum sempat cari video itu lewat Youtube, karena kerjaan lagi numpuk banget. Pulang dari kantor aja jam setengah sembilan. Gak jadi pitnes, padahal gara2 nyemilin kastengel satu stoples sambil baca pas libur lebaran, berat saya naik dua sampai tiga kilo. Eh, koq jadi curhat.
Okay anyway, intinya saya belum nonton. Terus pas malam telponan sama sang kekasih yang sedang otbon di daerah Cisarua, dia ngebahas masalah video ini, dia udah nonton katanya. Agak tersulut api kemarahan nampaknya. Yah walaupun dia sok cool seperti biasa sih, tapi tetap saja terlihat marah.
Dan saya baca di berita sore harinya, bahwa Duta Besar AS di Libya mati terbunuh gara- gara video itu. Congrats dude, you follow their script, for showing that all Muslims are Barbarians. If I met you, I will give the standing ovation. Nice job, dude. Nice job. Well, if you are idiot enough for following their script, I assume that you are idiot enough for not noticing that I'm being sarcastic.
Buat yang udah nonton video itu, dan kemudian marah, coba baja tulisan si Saletan dulu di sini.
Asal kalian tahu, semua agama itu dihina di internet. Jangan dikira cuma Islam doang. Kristen, Buddha, Hindu, Yahudi, bahkan mungkin Shinto dan agama minor lainnya. Ada yang menghina nabi kita dengan sangat parah, keep calm. Internet's people mock everybody, every religion, every race, every state. If you are defensive and do the riot, you are getting traped for letting be yourself to be stereotyped. Muslims are barbarians. They shoot the amateur video, they mock us, then idiot Muslims react, then they say "See, we are so fucking absolutely right, they are brainless, they are barbarians, they are killers, they are cancers that need to get removed"
Keep calm, dude. Prove them wrong. We are educated and class- act Muslims. We don't know if the video maker has the hidden agenda. Maybe there is a conspiration, maybe there is a scenario that will give some advantages to some people. So, please, keep calm. You watched the video in Youtube, just report it as spam.
Ada kata- kata yang bagus banget dari Saletan. Tuhan itu, siapapun Tuhanmu, terlalu besar, terlalu agung sampai bisa terganggu oleh para idiot- idiot tersebut.
Jadi inget, I dated a Catholic few years ago. We'd been dating for almost two years. Apakah kita berdua pernah berdebat agama? Nope, not at all. Dan pada saat dia bertanya apakah dia harus pindah agama, saya cuma bilang gak perlu. Agama bukan sesuatu yang bisa dirubah seenaknya seperti itu. Walaupun dia tidak terlalu rajin ke gereja, saya tahu dia mencintai Tuhannya. Dan ada sesuatu yang menyenangkan saat bersama dia, sometimes we make fun of each other's religion. Dia memberitahu saya joke tentang Islam, dan saya memberitahu dia joke tentang Katolik. Did we hurt each other? Not at all. Bahkan saat dia main ke rumah saya, dan ayah saya memberikan jokes tentang Jesus, dia bilang ke saya "Sumpah yah, papa kamu jenius!"
Dan saat teman- teman saya tahu saya menyukai video si Akhmed the Dead Terrorist, mereka agak terkejut, karena itu mengungkapkan stereotype si Comic, bahwa teroris itu muslim. Saya sakit hati? Nggak, itu wajar. Karena adanya propaganda, dan muslim idiot yang mengikuti skrip propaganda tersebut, tidak salah jika para awam menganggap seperti itu. Joke is joke. And I find the joke is hillarious.
Mungkin saya pengkhayal sejati, berharap suatu saat nanti, entah berapa tahun lagi, entah puluhan tahun lagi, entah ratusan tahun atau mungkin ribuan tahun lagi, semua orang tidak akan saling mencerca dan membenci hanya karena perbedaan agama.
"They'll keep blaming each other for having different Gods because none of them gonna blame God for making them different" kata seseorang di Twitter. Actually, you don't have to blame God, just blame all of the morons who drop the hatred.
Have a nice day, folks.

Monday, September 10, 2012

Rindu

Setelah bertemu denganmu,
aku tahu
bahwa rindu itu tidak sendu

Rindu itu indah,
selayaknya langit senja
seterang langit penuh bintang

Selama mencintaimu,
aku tahu
rindu tidak muram pun kelam
Rindu itu temerang

Terima kasih, kamu

Saturday, August 25, 2012

Yah lagi pengen meracau aja sih intinya

Kadang suka kepikiran tiba-tiba, kalau Tuhan tidak menjanjikan surga atau neraka, masihkah orang akan melakukan ibadah? Kalau Tuhan tidak menjanjikan pahala atau dosa, masihkah orang akan melakukan perbuatan baik, dan menghindari perbuatan dosa?

Muak setengah mati setiap orang ngomongin masalah dosa dan pahala sebelum melakukan sesuatu. Gak boleh nyontek, dosa. Gak boleh korupsi, dosa. Atau sebaliknya, musti shalat biar dapet pahala terus masuk surga. Jadi sujud kita semata-mata hanya agar masuk surga? Bukan untuk Allah?
Pamrih amat sih?

Dulu ada kenalan yang selalu punya agenda untuk berbagi. Agendanya bagus, saya suka. Berbagi ke sebuah panti, atau sekolah atau apapun di sudut kota, tempat yang paling terlupakan, paling tidak terlihat, namun sangat membutuhkan uluran tangan kita. Saya selalu membantu meminta dana, tanpa perlu diminta dua kali pasti saya bantu. Sampai suatu hari, ia menuliskan dalam e-mailnya tentang pahala dalam melakukan itu. Dia bilang selangkah menuju surga. Fuck. Not you again. Enough is enough.

Muak masbrooooh dengerin masalah pahala dan dosa. Masa melakukan sesuatu masih harus dijanjikan yang manis dan ditakuti dengan sesuatu yang pahit. Bedanya kita sama anak kecil apa dong?

Kalau gak rajin sikat gigi, nanti giginya bolong, terus dicabut sama dokter, itu sakit lho. Atau ayo belajar, kalau naik kelas, nanti dibeliin sepeda baru. Eh saya gak bisa naik sepeda. Dibeliin lego baru deh. Kalau kamu minum alkohol nanti dosa, masuk neraka. Menyantuni anak yatim itu ada pahalanya lho, nanti masuk surga. Masa hidup puluhan tahun tapi jalan pikiran masih mirip bocah? Malu atuh sama umur. Apalagi sama uban dan rambut halus yang mulai tumbuh di telinga, yang menunjukkan ketuaannya.

Dulu saya gak pernah shalat sampai SMA. Ya disuruh sih sama Mama, dimarahin kalau gak shalat. Dosa katanya, masuk neraka katanya. Dan kemudian berakhir saya cuma pura- pura shalat. Padahal saya lagi ngelamun mikirin yang lain. Berusaha mengingat rumus kimia buat ujian besok misalnya. Pokoknya saya tidak mau melakukan sesuatu semata- mata karena dosa dan pahala. Itu idealisme bodoh saya.

Sampai pada suatu malam di bulan Ramadhan, saya tidur di kamar kerja Bapak. Dan sembari menunggu kantuk datang menyerang, saya menyalakan radio yang mengumandangkan lagu- lagu 80an dan 90an. Dan kemudian di sela- sela ada penceramah. Sempat mau ganti ke radio lain, tapi entah kenapa saat itu saya diamkan saja. Dan si penceramah itu bilang "Anggap aja shalat itu seperti SMSin atau nelpon dia. Sama seperti kita mengirim SMS ke orang tercinta, memberitahukan kabar, atau menelpon seseorang untuk menunjukkan perhatian,"

Dan saya terdiam, dan kemudian menaikkan volume suara radio. "Coba kalau kita seharian gak SMSin pacar atau suami/istri, mereka pasti ngambek, nyariin, dan nuduh kita udah gak sayang lagi. Nah ini Tuhan, yang sudah ngasih banyak banget ke kita, masa disuruh shalat lima kali sehari aja gak mau. Padahal 24 jam diberikan kepada semua ciptaannya secara adil, tidak ada yang diberikan lebih atau kurang,"

Glek. Disitu baru merasa tertampar. Iya yah, Tuhan udah ngasih banyak. Masa shalat yang cuma lima - sepuluh menit aja gak bisa? Toh anggap aja ini salah satu cara memberitahukan rasa terima kasih. Ngasih tahu bahwa masih sayang sama Tuhan. Maki- maki Tuhan juga gak papa, bilang aja kenapa Dia ngasih cobaan berat banget, kenapa selalu diberikan kegagalan. Palingan juga Tuhan cuma senyum kecil, dan membelai kita dengan Invisible Handnya, nyuruh kita sabar.

Dan sejak itu baru saya shalat beneran, bukan lagi melakukan gerakan ritual dengan pikiran kosong atau memikirkan hal lain. Yah walaupun kadang masih gampang terdistract, dengan aroma masakan mama yang selama sepersekian detik bikin saya mikir "Ih mama goreng ayam,"

Tapi sekali lagi, Tuhan paling hanya akan tersenyum. 

Tuhan itu Maha Murah Senyum. Gak termasuk di Asmaul Husna sih, tapi saya yakin, sekarangpun Dia lagi tersenyum buat saya.

*nyengir- nyengir bajing ke Tuhan.

Friday, August 24, 2012

Green: Death of the Forest

I love animals. Not all of them, not most of them. Just some of them, the tamed ones. But I never really like insect, reptile and primate. Even people said we have many things in common with them, but still, it can't make me love them. I don't love primate. I don't find they're cute or adorable.
But I joined Greenpeace a couple months ago when they showed me about dying orang utans. When they showed me the picture of many dying orang utans, they bought me. Those pictures were tearing my heart. Fuck. Human is the most selfish creatures that God created. Sometimes I wonder why God created human at the first place. They tend to destroy anything. Wait, I'm a human too. So, okay, WE tend to destroy anything.
So when I did some blogwalking at the office, I found this link:
this link consists of an article about the impact of deforestation and exploitation of natural resources in Indonesia. My fucking country. Well, if you don't want to read the long post, please click this link, and see the animal cruelty happened in Indonesia. You can download the movie (about 45 minutes long) or see the trailer (1 minute only)
Green is the name of Orang Utans here by the way.
Fuck. Fuck. Fuck.
What's on your fucking mind, people????
Then here comes the mindfuck, when I see the list of the companies which are responsible for this deforestation, I noticed that my cousin is the member of the Board of Directors at that fucking company. Yeah dumbass, if you noticed about this and you still work there, well let hell burns you to ashes. I don't give a shit if you're gay or you're a sex terrorist, or you're an atheist, or anything you want to be. But please do not ever hurt others. Others means not only other people, but also other creatures, you smartass!
I know, we humans need to do some deforestation, need to exploitate the natural resources. I know it, I'm fully aware about this. But how could we, the creatures that has gift so-called heart, don't feel a single fucking thing when hurt others. I know that the earth is getting older, and it causes the climate change. But still most of heartless and brainless people don't give a single fuck about how to take care of this mother earth. Okay now, even NASA already landed on Mars, and tweet a single thing about anything happed there, but still.
WE ONLY HAVE ONE PLANET TO LIVE IN.
See the movie (I just found out, someone already uploaded it on Youtube), imagine that you were Green. And see how we screwed. Fucked up.

Thursday, July 12, 2012

semuanya itu kamu

Ayunan daun yang bergemerisik
membuat menoleh tanpa mengusik
menyamarkan bising di sekitar
meramaikan sunyi dalam senyap
Gemerisik daun itu kamu

Tetes hujan yang turun
menghapus jejak langkah itu
menghapus kerinduan yang terpendam
menghapus keraguan yang tertanam
Tetes hujan itu kamu

Semilir angin yang berhembus
menghangatkan hasrat yang telah pupus
menghampiri ruang kosongnya
menuntun langkah menuju arahnya
Semilir angin itu kamu

Tuesday, July 10, 2012

Jogjaaaaaaaaaaaaa

Okeh, Sabtu kemarin, tepatnya pada tanggal 7 Juli, ik ke Jogja booo... (mendadak berasa gaul pake bahasa beginian)
Pada hari Sabtu subuh buta, kebangun jam 2an, gak bisa tidur lagi, dan akhirnya jerang air buat mandi sambil leyeh2 di sofa bed depan TV. Coba setel Channel V, tapi lagu2nya Korea mulu (pestol mane pestol?). Akhirnya pasrah leyeh2 doang nunggu air panas masak. Kemudian mandi, keringin rambut pakai kipas angin yang bikin bersin. Entah karena dingin, entah karena debunya. Kemudian taxi datang jam 4 pagi, dan langsung menuju bandara.
Di bandara, nungguin pesawat sambil baca novel dari ceweknya abang gw, "Ronggeng Dukuh Paruk". Lumayan kece ternyata, bahasanya juga ngalir, jadi bacanya enak. Sesaat sebelum depart, telpon si kangmas Aditsu dulu, biar dia sempet kumpulin nyawa dan leyeh2 sebelum jemput. Naik ke pesawat, lanjutin lagi baca kisah si Srintil lagi, dan tamat.
Begitu sampai Jogja, langsung telpon si kangmas Aditsu, atau lebih baik disingkat KMA. Dan doi masih di jalan, dan hanya dalam waktu sekitar lima menit nungguin dia, gw masih sempet2nya nyasar di bandara Adisucipto. Dari sana langsung ke hotel Melia Purosani buat sarapan. Sarapan belagu2an, cuma makan toast dua lembar dengan unsalted butter, dan jam 11an perut gw udah keroncongan. Untung si KMA gak denger.
Perjalanan pertama adalah ke museum Affandi. Yes, Affandi si pelukis. Kece2 yah ternyata lukisannya. Berhubung alirannya ekspresionis impresionis, jadi gw gak perlu jadi pengamat seni dulu buat nikmatin karyanya. Beberapa diantaranya adalah ini:
Parangtritis at Night
Dan juga ini:
Two Roosters
Yang ini gw gak ngerti maksudnya apaan. Tapi strike a pose dululah.


Silau meeeen...
Dari museum Affandi, langsung menuju ke Ullen Sentalu. Dari awal ditanyain sama dia mau kemana aja selama di Jogja, dan gw langsung bilang "Ullen sentaluuuuu". Ullen sentalu itu atas usul si Dska. Karena gw gak ngerti di Jogja itu ada apaan aja, apalagi si KMA sebelumnya udah ke Jogja buat fieldtrip, pasti objek wisata yang standar udah dia jamah, akhirnya gw tanya temen gw si Dska, anak gaul seseantero kota Bekasi. Dia bilang Ullen Sentalu bagus, dan pas gw browsing2, ternyata kece.
Jadi isinya apa Ras di Ullen Sentalu? Ullen Sentalu yang terletak di Kaliurang (macem gw ngerti kaliurang itu dimana), berisi peninggalan2 para putri keraton, mulai dari keraton Jogja sampai keraton Surakarta. Ada foto2 mereka, kain2 batik yang mereka pakai, terus meja riasnya, macem2 deh. Dan dengan membayar 25ribu, kita udah dapet tour guide dan minuman khas salah satu putri keraton yang katanya bikin awet muda.
Sayangnya, di museum ini gak bisa dipoto2 euy. Padahal banyak spot yang kece buat dipoto. Boleh poto2 setelah udah keluar. Yah lumayanlah daripada gak ada kenang2an.

pada hitungan ketiga, Ditsu...

Dan di Ullen Sentalu itu ada restorannya juga. Restorannya lumayan kece, gw pilih di teras, jadi kena semilir angin kaliurang, terus diiringi dengan lagu2 bahasa Belanda, walau kadang ada lagu jadul Indonesia sih. Menunya agak2 londo, tapi errr rasanya biasa. Gak sebelanda yang ada di otak gw. Duh jadi pengen makan di Hema. Eh maap maap, jadi gak pokus. Tapi yah karena makannya sama si KMA mah, jadi gw sangat menikmati makanannya.
chicken something (lupa namanya)
tenderloin something (lupa pula namanya)
Yang bagus disini itu suasana dan momennya, mehehehehehe... Duh I can't stop smiling. *mata menerawang* *dada berdebar2*


untung makannya sama kamu, jadi momennya dapet :-P
Okeh, setelah dari Ullen Sentalu, akhirnya mampir ke Kranggan demi makan es krim. Es krim gelato sih gosipnya, tapi ternyata kyaq es krim biasa. Gw pilih dark chocolate, tapi rasa coklat biasa kyaq walls. Dan gw sengaja pilih di Kranggan walaupun sebenarnya ada cabang juga di Maliboro adalah karena, katanya yang di Kranggan desain interiornya agak2 berbau Eropa, sedangkan di Malioboro itu modern minimalis. Dan begitu sampai Kranggan, ternyata oh ternyata gak seeropa itu, masih modern minimalis buat gw. Tapi tetep, karena makannya sama si KMA, momennya dapet. Aww...
gelato ndasmu. Masih enakan es krim diamond yang choco chips
Cuma sehari doang di Jogja, jadi gak sempet kemana2 lagi. Dari Kranggan langsung ke bandara, nungguin pesawat menuju Jakarta. Dan, ehm, begitu sampai Cengkareng, sempet2nya makan kentaki dulu. Sayang bukan ayam original, tapi gpp deh, sekali2 makan yang crispy.
Btw time moves so fast, flies by when I spend it with you. Cuma sesaat, tapi berkesan banget.
Makasih yah :-D

Friday, May 25, 2012

GT-Man itu anti slip

Aloha hombre, como estas? Kinder bueno? Bueno bueno... (mulai ngaco, epek ngidam Kinder Bueno)

Udah lama gak nulis blog, ternyata oh ternyata, tampilan dashboard blogspot berubah. Sempet bingung gimana cara bikin new post, tapi yah percumalah gw dikaruniai kejeniusan tingkat tinggi kalau gak bisa. Udah sebulan lebih gak menjamah blog ini, *jamah layar komputer dengan penuh has...*, okeh abaikan. Mulai stres, kerjaan lagi banyak. Tapi sempet ngeblog.

Disuruh sama seseorang buat nulis lagi. Aloha Mr. Next, 'sup bro, nih gw nulis. Dan sesuai permintaan lo juga nih, gw bakal nulis tentang gw yang nginep di kosan temen kantor gw, si Slepi.

Okeh, pada suatu hari, Jakarta diguyur hujan deras. Dan seperti yang sudah bisa diduga, Jakarta macet parah. Bikin gw males pulang. Pengen begajulan dulu juga males, gak punya temen. Maklum sebagai kaum Forever Alone, emang suka susah kalau mau gaul mendadak (curcol). Akhirnya gw putuskan nginep di kosan Slepi di belakang GI, di daerah Kebon Kacang yang terkenal sama nasi uduknya. Kesana dengan jibaku, naik kopaja, karena busway ngantrinya parah. Turun dari kopaja, gerimis masih lumayan besar, gak ujan sih, tapi gerimis, tapi gerimis deras.

Gw jalan dengan santai, cool as cucumber. Padahal gw cuma takut kepleset aja karena lagi pake sepatu yang super licin. Slepi panik sambil jalan cepet2, gw jalan pelan2, berdoa dalam hati supaya gak kepleset. Masa dandanan super kece terus kepleset di trotoar? Mending kepleset di catwalk, masuk Detik. Terus disamperin sama anak2 kecil ojek payung. Gw cuekin aja, eh sama si Slepi diajak ngobrol, kenapa sempet2nya coba. Mending ngobrol biasa, si Slepi nanggepin celaan mereka, terus akhirnya keki sendiri. Bego.

Dan akhirnya ke indomaret buat beli sikat gigi, cemilan, aqua, dan... celana dalam. Gw bawa tas pitnes gw, ada baju ganti, ada peralatan mandi (minus sikat gigi), tapi gw lupa celana dalam cadangan pernah gw pake sebelumnya. Akhirnya gw berburu celana dalam di indomaret. Dan ternyata oh ternyata, mereka kehabisan celana dalam wanita. Dan akhirnya, diantara tumpukan celana dalam pria berwarna gelap itu, gw memilih GT-Man yang katanya anti slip. Kenapa milih itu? Karena gw penasaran dari jaman SD, apanya yang slip yah? *cengar cengir bajing ala mandra*

Setelah keluar Indomaret, baru mikir, kenapa gw gak ke GI terus beli celana dalam disana aja coba? La Senza is quite pricey, that's why.

Dan terus, sampe kosan Selpi, dia lupa bawa kunci kosan. Akhirnya dia balik lagi ke kantor, buat ambil kunci. Gw terbengkalai duduk di ruang tamu sambil kelaperan, dan pusing parah. Hampir satu jam kemudian, Slepi muncul dengan muka dongo, dan panik. Dia sempet ngira mau diculik sama tukang ojek karena ojeknya lewat jalan sepi, deket rel kereta pula, dan dia gak tau jalan.

Abis itu gantian mandi, dan turun kebawah buat bikin indomie. Belum selesai indomie gw, lampu mati. Asli. Gw ketawa ngakak banget. Menertawakan hidup gw dan Slepi yang berat banget di hari itu. Slepi? Mencak2 ketakutan sambil bilang "untung ada elo Ras, kalo nggak, gw gak tau lagi". Gw gak peduli, gw kelaperan, nyantap indomie sampai licin tandas. Kemudian lampu nyala, gw mencoba tidur, diiringi dengan cekikian riang si Slepi karena ditelpon pacar. *pasang headset denger musik, gak rela denger gombal2an Slepi ke Beridut*

Terus gimana rasanya pake celana dalam cowok? Errr, I hate to admit it, tapi enaaak. Lega, longgar di bagian bawah. Sampe sekarang gw masih gak ngerti anti slip dimananya, tapi asli, enak.

Monday, April 16, 2012

One of the best quotes from Murakami Haruki

"I realize full well how hard it must be,
to go on living alone
in a place which someone has left you.

But there is nothing so cruel in this world
as the desolation of having nothing to hope for,"

"But even so,
every now and then I would feel a violent stab of loneliness.
The very water I drank, the very air I breathed,
would feel like long, sharp needles."

Thursday, March 22, 2012

For Hasief Ardiasyah

Dear Hasief,
Before I start, I need to warn you that I'm not kind of writer nor a poet. So I'm not quite good in arranging words, both in Indonesian and English, so you've been warned yah...
Your latest post in Tumblr touches me, a lot. And your words inspired me to post something here somehow. If words could kill, you could murder me over one or two conversations. Maybe I would fall for you completely or maybe I will think "you're a freaky and creepy geek".
Where do I have to begin? I never meet you in real life. I just read your tweets each and every day. Sometimes you retweeted me, I don't know, about two or threet imes maybe? And maybe you haven't noticed me until now.
And to be honest, I never thought of meeting you or even talking to you, well, before I read your latest post. But now, after I read it, I want to meet you personally. Well now I bet you think I'm a pathetic looney or kind of psycho who will found dead alone with a cat.
Well, it's just that I always thought you're a music freak who drinks Coke and Ovaltine all the time, loves banana (since all your bagels always have banana inside). But now your post shows the romantic and cheesy side of you. Cool and mysterious guy is so last decade, now is the era of cool and romantic guy.
Back to the topic, your lines impressed me a little bit, and it got me thinking. Not about you, or about me but Future Us-to-be. Err wait, does it scare you? By "Us", I don't really mean to refer to you and me, but someone and me.
But thanks to you Hasief, for inspiring me in my hectic day to be romantic even just for a little bit.


And thanks to you for inspiring me to skip breakfast and lunch just to have a box of cold Ovaltine. You ruin my diet to lose some weights.

Sunday, March 4, 2012

Donggi, Central Sulawesi


With birds I'll share this lonely view...
(RHCP, Scar Tissue)

Friday, March 2, 2012

fur dich, Adia

I know I did something so miserable
I know I did something so unforgivable
I know I said something so unforgettable
But would you forgive me?

I know my weakness is undeniably wrong
I know it deserves no generous mercy
I know that I let you down, in every possible way
But would you forgive me?

It's hard anytime I think of you
Make me barely breathing
But I love you
and I miss you

Yes I know it's just too late...

Tuesday, February 21, 2012

Not now but soon...

I tried my best to convince myself this is how my life rolls. Tried so damn hard to have faith in you, in me and even in God’s plan. Don’t people say everything happened for a reason? If it’s true, so this is one of God’s insane plan for me, right? And as we all know, God is the best scriptwriter, the best architect. So who the hell am I to say God’s plan is wrong?

I could only tell myself, maybe this is the best time to learn about ikhlas, and to forgive. Maybe I should learn about it in a hard way.

Crap. Crapity crap.

I have nothing else to say. Paulo Coelho once said writing is the best way to empty his mind and fulfill his heart. But it turns out it doesn’t work for me. After a few months hiatus, this is all I can write. I have many things to say, but I don’t know how to say it. I can’t find the right word to depict how I feel right now.


I just have to hold on, right? Hold on, waiting for the help that is on the way.


The worst part is I don't know that holding on is hard, this hard...


Not now but soon, the most beautiful light will wake us to pillow fighting excitement

(Imogen Heap, Not Now but Soon)

Friday, January 27, 2012

L'Arc~En~Ciel hits Jakarta! (Finally, at last)

Oh crap, it's such a dream comes true. L'Arc~En~Ciel is about to hit Jakarta on May 2! Woohoooo.


Jadi inget pertama kali suka sama band ini pas jaman SMP. Gw kenal band ini karena mereka mengisi sontrek dari Samurai X (Rurouni Kenshin). Dan walaupun gw gak ngerti liriknya (boro2 ngerti, nangkep liriknya aja kagak), gw jatuh cintrong abis2an sama band ini. Dan mulailah kecintaan gw terhadap J-music. Dan sayangnya jaman SMP itu mereka belum tersohor kyaq sekarang. Jadi gw gak ngerti musti dapetin lagunya darimana. Dan gw juga dikatain freak karena suka sama mereka. Dikatain Otaku-lah, as if they know the meaning of Otaku. Gw mah belum ada setengah2nya Otaku, gw masih kurang maniaaaak...


Terima kasih kepada MTV pada jaman gw SMA yang menayangkan video clip mereka yang Ready Steady Go dan Hitomi no Juunin. Yang bikin virus J-music mewabah di Indonesia. Yah walaupun bikin alay2 harajushit sok2 ngerti musik jepang, dan sok2 suka. Padahal yang mereka tau juga cuma beberapa lagu. Yang konyolnya lagi, sok2 suka J-music, tapi yang mereka tau cuma Laruku. Cih, sok tau tingkat ASEAN banget.


Tapi berkat mewabahnya virus J-music, pas SMA, gw nemu kaset mereka, SMILE. Eh ini gw bukannya mau ngikutin si Marissa Haque yah, tapi emang judul albumnya SMILE. Dan gw langsung dengerin begitu sampe rumah, dan gw nangis pas denger lagu Feeling Fine. Ngerti liriknya Ras? Kagak. Tapi gak tau kenapa, gw nangis aja gitu pas denger lagunya.


Dan akhirnya, bagai pucuk dicinta ulam tiba (ulam apaan sih btw?), ada beberapa temen SMA gw yang suka sama L'Arc~En~Ciel, dan akhirnya gw bisa dapet file MP3 mereka, dan akhirnya gw punya Flower, Driver's High, 4th Avenue Cafe (their first song that I fall for), dan hits2 mereka. *nangis terharu


Gw makin suka sama band ini. Jatuh cinta sejadi2nya. Walaupun pas jaman kuliah, sekali lagi gw menjadi freak yang suka sama band ini. Tapi pas jaman kuliah juga, gw pacaran sama si Shining Light yang sangat sangat sangat suka L'Arc~En~Ciel. Dia lebih freak dari gw, eye for eye, freak for freak (peribahasa ngaco).


Dan akhirnya pas kerja, ada beberapa orang yang freak banget sama lagu Jepang, dan akhirnya gw jadi bisa melengkapi seluruh album L'Arc~En~Ciel. Booyaaaah... Maaf agak terlalu heboh, terlalu recet, tapi tapi tapi maklumin yah, ini kita lagi ngomongin L'Arc~En~Ciel.


Dan penjualan tiket dimulai besok. Dan gw kyaqnya bakal beli yang VIP package yang terdiri dari tiket Premium festival (850ribu), ditambah dengan official merchandise dan bisa masuk duluan, jadi totalnya 1,2 juta. Mati, alamat puasa dan megap2 ngatur keuangan. But bloody hell, ini kita lagi ngomongin L'Arc~En~Ciel!

Ah akhirnya gw bisa menghirup udara yang sama ama mereka...

Gak sabar nunggu tanggal 2 Mei!!!!

Tuesday, January 24, 2012

Chrisye - Kala Sang Surya Tenggelam

Surya tenggelam,

ditelan kabut kelam

Senja nan muram

di hati remuk redam


Malam mencekam,

rembulan sendu rawan

Anak perawan

menanggung rindu dendam


Jalan berliku

dalam kehidupan

Dua remaja kehilangan

penawar rindu, kasih pujaan

Menempuh cobaan