Thursday, September 27, 2012

another farewell from a good friend

Hari ini pas watsapan sama grup explovaganza, tiba2 ada yang bilang "kalau siang ini mau makan padang, dateng kesini ya cantiiiik,". Bikin saya mendadak tidak bisa menahan hasrat. Pertama, makan padang gratis, kedua dibilang cantik. Tapi kemudian, pada bilang "sekalian bawa hardis ya cantik, minta HIMYM"

Damn.

Dibilang cantik cuma karena mereka pengen minjem hardis. Tampar nih tampar.

Anyway, ternyata itu adalah farewell lunch buat salah satu teman dekat saya di kantor lama. Teman yang saya kenal selama tiga tahun lebih. Pertama kenal pada bulan Mei 2009. Saya datang ke ruangannya dan diperkenalkan oleh teman saya. Dan saya masih ingat betul perkataan dia saat itu.

Him : Berapa lama proses masuk sini?
Saya : Lupa, satu sampai dua bulanlah
Him : Jago, gw tiga bulan lebih.

Percakapan tidak penting yang entah kenapa sampai sekarang masih saya ingat. Kemudian somehow someway, entah bagaimana caranya, dan entah kenapa, saya lebih sering berinteraksi dengannya daripada yang sebaya dan satu departemen dengan saya. Walaupun saya selalu memanggil dia Old Man, dan dia selalu bangga dengan ketuaannya itu.

Inilah dia, gank in crime saya waktu itu. Dari kiri - kanan: Vickry, Ratih, Yondo, Argha, Saya dan Mancrut.

Si terdakwanya mana? Dia yang ngambil poto. Itu abis makan- makan perayaan ulang tahun dia yang ke... Entah keberapa sih.

Anyway, seiring berjalannya waktu, kita jadi semacam bikin gank. Bukan gank sih, tapi kelompok sarapan, makan siang, makan malam, nonton bareng, makan es krim bareng dan ngopi bareng. Sarapan gak satu full-team, paling beberapa aja, dan kadang gabung dengan orang lain. Makan siang juga begitu. Pas makan malam biasanya jadi full- team. Bukan makan malam sih, tapi ngopi- ngopi sambil ngobrol gak jelas di Coffee Bean Pacific Place. Menunya hampir sama, pesan quiche, tiramisu, saya mah setia sama oreo cheesecakenya. Kadang nonton bareng, kecuali si Baju Merah, karena saat itu punya pacar. Mendingan nonton sama pacar.

Nontonnya gak cuma di bioskop, tapi juga di ruangan si terdakwa tersebut. Nonton film Taken atau film- film B-rated lainnya. Biasanya film action agak sadis, karena saya suka sesuatu yang sadis. Sering juga makan es krim bareng. Diprakarsai oleh saya yang melonjak kegirangan melihat puluhan pint es krim paling enak sedunia, Ben and Jerry's terpampang di kulkas Kemcik, dan langsung kalap beli, dan langsung makan rame- rame di ruangan terdakwa. Sejak itu beberapa kali kami melakukan hal yang sama, makan es krim bareng, berbuat keriaan, kembali ke meja saat ada orang yang masuk ruangan.

Time flies by, and just like I only believe, any kind of relationship has an expiration date. Kita semua jadi mencar- mencar. Yang paling kanan gak lama setelah foto itu diambil pergi ke KL. Kemudian si Baju Merah, cabut dan kantornya jauh. Then shit happens, well most of the problem caused by errr, me, akhirnya beneran pisah, bubar jalan. Gak pernah jalan bareng rame- rame lagi. Gak pernah nonton bareng rame- rame lagi. Gak pernah ngumpul di ruangan itu rame- rame lagi. Damn, I'm teary-eyed now for writing this. This is one of the friendship that I love the most.

Lain kali lanjut lagi deh, kalau niat.

So long, si Andropause, si Goweser, yang selau ngaku muda padahal staminanya jauh menurun. Semoga sukses di tempat baru. Semoga gak bandel lagi terpisah dari kami yang baik- baik ini, muihihihi.

I'm gonna miss you, and heck, I miss you already. I miss us.


Tuesday, September 18, 2012

Let's Make Love, Not War

Ada yang udah nonton Innocence of Muslim? Saya sih belum. Walaupun video itu sedang sangat marak. Saya buka twitter, pada ngomongin itu. Saya buka Yahoo News, pada ngomongin itu. Belum sempat cari video itu lewat Youtube, karena kerjaan lagi numpuk banget. Pulang dari kantor aja jam setengah sembilan. Gak jadi pitnes, padahal gara2 nyemilin kastengel satu stoples sambil baca pas libur lebaran, berat saya naik dua sampai tiga kilo. Eh, koq jadi curhat.
Okay anyway, intinya saya belum nonton. Terus pas malam telponan sama sang kekasih yang sedang otbon di daerah Cisarua, dia ngebahas masalah video ini, dia udah nonton katanya. Agak tersulut api kemarahan nampaknya. Yah walaupun dia sok cool seperti biasa sih, tapi tetap saja terlihat marah.
Dan saya baca di berita sore harinya, bahwa Duta Besar AS di Libya mati terbunuh gara- gara video itu. Congrats dude, you follow their script, for showing that all Muslims are Barbarians. If I met you, I will give the standing ovation. Nice job, dude. Nice job. Well, if you are idiot enough for following their script, I assume that you are idiot enough for not noticing that I'm being sarcastic.
Buat yang udah nonton video itu, dan kemudian marah, coba baja tulisan si Saletan dulu di sini.
Asal kalian tahu, semua agama itu dihina di internet. Jangan dikira cuma Islam doang. Kristen, Buddha, Hindu, Yahudi, bahkan mungkin Shinto dan agama minor lainnya. Ada yang menghina nabi kita dengan sangat parah, keep calm. Internet's people mock everybody, every religion, every race, every state. If you are defensive and do the riot, you are getting traped for letting be yourself to be stereotyped. Muslims are barbarians. They shoot the amateur video, they mock us, then idiot Muslims react, then they say "See, we are so fucking absolutely right, they are brainless, they are barbarians, they are killers, they are cancers that need to get removed"
Keep calm, dude. Prove them wrong. We are educated and class- act Muslims. We don't know if the video maker has the hidden agenda. Maybe there is a conspiration, maybe there is a scenario that will give some advantages to some people. So, please, keep calm. You watched the video in Youtube, just report it as spam.
Ada kata- kata yang bagus banget dari Saletan. Tuhan itu, siapapun Tuhanmu, terlalu besar, terlalu agung sampai bisa terganggu oleh para idiot- idiot tersebut.
Jadi inget, I dated a Catholic few years ago. We'd been dating for almost two years. Apakah kita berdua pernah berdebat agama? Nope, not at all. Dan pada saat dia bertanya apakah dia harus pindah agama, saya cuma bilang gak perlu. Agama bukan sesuatu yang bisa dirubah seenaknya seperti itu. Walaupun dia tidak terlalu rajin ke gereja, saya tahu dia mencintai Tuhannya. Dan ada sesuatu yang menyenangkan saat bersama dia, sometimes we make fun of each other's religion. Dia memberitahu saya joke tentang Islam, dan saya memberitahu dia joke tentang Katolik. Did we hurt each other? Not at all. Bahkan saat dia main ke rumah saya, dan ayah saya memberikan jokes tentang Jesus, dia bilang ke saya "Sumpah yah, papa kamu jenius!"
Dan saat teman- teman saya tahu saya menyukai video si Akhmed the Dead Terrorist, mereka agak terkejut, karena itu mengungkapkan stereotype si Comic, bahwa teroris itu muslim. Saya sakit hati? Nggak, itu wajar. Karena adanya propaganda, dan muslim idiot yang mengikuti skrip propaganda tersebut, tidak salah jika para awam menganggap seperti itu. Joke is joke. And I find the joke is hillarious.
Mungkin saya pengkhayal sejati, berharap suatu saat nanti, entah berapa tahun lagi, entah puluhan tahun lagi, entah ratusan tahun atau mungkin ribuan tahun lagi, semua orang tidak akan saling mencerca dan membenci hanya karena perbedaan agama.
"They'll keep blaming each other for having different Gods because none of them gonna blame God for making them different" kata seseorang di Twitter. Actually, you don't have to blame God, just blame all of the morons who drop the hatred.
Have a nice day, folks.

Monday, September 10, 2012

Rindu

Setelah bertemu denganmu,
aku tahu
bahwa rindu itu tidak sendu

Rindu itu indah,
selayaknya langit senja
seterang langit penuh bintang

Selama mencintaimu,
aku tahu
rindu tidak muram pun kelam
Rindu itu temerang

Terima kasih, kamu