Wednesday, October 31, 2012

T. I. - Get Back Up (Feat. Chris Brown)


This is the song that made me wanna buy the album. Listened to this song over and over again. Ah T.I., you are one of the reasons why I still love rap music. You are the King of South, and no one will take that crown from you for sure.

And when they push you down, you got to get back up
(I'm only human dawg)
And when they push you down, you got to get back up
(I'm just a human dawg)

Brush the dirt off your jersey then go for the cup
Or the trophy or the ring, champion no matter what
Cause when you got the belt and the ring
People with ya popping bottles, taking pictures look around
As soon as you fall down all the haters pass a judgement
Surprise, I’m here to show that I’ma rise above this

Monday, October 29, 2012

Ranah Minang

Sebagai blasteran Jawa - Padang, selama ini suka agak segan tiap ditanya asalnya darimana. Karena kalau saya bilang campuran jawa padang, pasti pada nanya terakhir ke Padang kapan, terakhir ke Jawa kapan. Jawa, lebih tepatnya Magelang sih dulu sering, hampir tiap lebaran mudik kesana. Yah setidaknya pernah ke alun- alun tempat para pemuda pemudi Magelang kongkow tiap malam, makan bakso enak di PLN, martabak manis di depan Hero. Tapi Padang? Belum pernah kesana masbroooh. Cuma si abang aja yang pernah tinggal disana sampai sekitar umur tiga atau empat tahun.
Dan mendadak, tanpa rencana matang, tanpa persiapan, saya langsung pengen ke Padang. Pesan tiket, dan bilang sama sang kekasih dan juga mama "Laras mau ke Padang!" dan mereka cuma mengernyitkan dahi pertanda heran (kalau bagian pacar sih cuma bayangan aja, lha wong saya kasih taunya lewat watsap).
Akhirnya browsing cari tiket yang lumayan murah, yaitu Lion Air. Pulang pergi satu koma dua jutaan. Gak usah bawa banyak barang, bawa tas gembok (buat yang gak tau tas gembok itu apa, bahasa kecenya ransel), dan satu tas kecil buat dompet, hape dll. Apalagi konon katanya si penerbangan ini suka seenaknya lempar2 barang bagasi.
Berangkat sekitar jam 6, sampai di bandara jam 3an, gara2 si om supir taxi bilang "Saya mah udah biasa bawa orang ke bandara pas mepet2, jadi 45 menit juga nyampe. Bisa noh lewat belakang". Gak ngerti maksud dia lewat belakang itu lewat mana, lagi gak buru2 juga. Dan begitu sampai bandara, nyamperin Mama dulu yang juga lagi mau pergi ke Bangka. Gaulnya koq maksimalan doski yeh? Heran.
Dan begitu sampai kota Padang, disambut sama Bapak yang bawain martabak Kubang. Asli, martabak Kubang di Padang enaknya setengah mati. Beda sama martabak Kubang di Jakarta. Dagingnya banyak, sayurnya dikit, ditambah dengan kuah apapun itu dan irisan cabe ijo dan bawang bombay. Foodgasm! Tissue mana tissue? (*lap iler)
Kemudian cari makan malam di RM Lamun Ombak dekat bandara. Kalau gak salah ada dua atau tiga Lamun Ombak di Padang, tapi katanya yang paling kece sih yang dekat dengan Bandara ini. Enak Ras? Bukan enak lagi, enak parah! Keterlaluan enaknya. Cabe ijonya pedes, gak basa basi macem di Jakarta. Gak ada pedes2nya. Ini pedesnya mantep. Ayam popnya sih masih enakan buatan Mama, tapi tetep aja enak parah.
Dan dalam perjalanan menuju penginapan, Bapak mau cari buah dulu. Dan saya sebagai Duta Pisang, langsung minta pisang. Dan asli, pisang di Padang jauh lebih enak daripada pisang di Jakarta. Lebih besar dan lebih manis. Okay I know it sounds so wrong, tapi beneran pisangnya lebih besar dan lebih enak. Gokil, sekedar pisang aja enaknya pol gini. Beda emang pisang mateng puun dan pisang mateng karbitan.
Dan kemudian nginep di wisma di kota Padang. Lupa namanya apa, pokoknya itu adalah wisma punya temennya Bapak. Lumayan kece koq, ada AC yang lumayan dingin, WiFi, water heater, tipi (yang gak bakalan ditonton juga sih), dan roti buat sarapan. Disana cuma menginap semalam, dan kemudian pagi- pagi berangkat ke Bukittinggi dan Danau Maninjau. Woohoo...
Lewatin Pariaman (akhirnya melewati Pariaman, suku terhoror. Bukan horor sih, tapi udah jadi buah bibir, jangan mau kawin sama orang Padang Pariaman karena mereka rese. Dan kemudian makan di RM Aie Badarun. Ini lebih jawara daripada Lamun Ombak. Lambuk Ombak aja udah bisa bikin saya menggelinjang. Okay, now that sounds so wrong, again. Masih mengambil menu yang sama dengan saat di RM Lamun Ombak, tapi ini lebih mantep. Ya bumbunya, ya cabainya. Mamaaaa, aku mau tinggal di Padang aja boleh? Sempet kepikiran cari suami orang Padang biar bisa tinggal di sana.
Mendadak Kolestrol Meningkat
Dari sana kemudian berangkat menuju Bukittinggi, dan kemudian di tengah jalan Bapak minta berhenti. Katanya mau dengerin suara sungai dulu. Dan katanya buat orang kota besar musti dengerin suara beginian kadang- kadang demi ketentraman jiwa.
Suaranya emang kece, bikin pengen tidur.
Dan kemudian dari sana berhenti di air terjun, errr lupa apa nama air terjunnya. Air terjunnya kecil, rame pula. Tapi tetep aja enak buat diliat. Dan buat poto2 juga. (maap, saya gak cocok nulis blog tentang traveling)
ini jadi objek wisata koq, tapi maap sayah lupa namanya.
Dari sana ke Ngarai Sianok, melihat singkapan. Gak deng, macem Bapak gua heolohis. Ini murni nyasar, dan nanya jalan kemudian balik arah. Sebelumnya poto2 lagi.


Dari sana lanjut perjalanan menuju ke salah satu objek wisata di Bukittinggi, namanya "Objek Wisata Taman Panorama Lobang Jepang". Jadi disana ada tamannya, yang penuh sama monyet. Dan berhubung agak trauma sama monyet di Bali yang usil2, suka ngambil barang orang, saya langsung masukin dompet dan ipod ke dalam tas. Dan kemudian menggenggam iphone erat- erat. Selain itu ada Goa Jepangnya juga, sayang gak nyoba masuk, takut kelamaan disana karena buru- buru mau ke Danau Maninjau. Takut keburu malam.
Monyet dan kucing rebutan makanan.
muke lu songong bener dah.
Dari Bukittinggi menuju Danau Maninjau yang melewati Kelok 44, banyak monyet pula. Ternyata oh ternyata, kalau kita sekali ngasih makanan ke mereka, bakal dikejar. Gak masalah sih dikejarnya, tapi saya takutnya mereka ketabrak nantinya. Dan berakhir makanin kacang buat jatah monyet. Dan begitu sampai danau Maninjau, sayang banget udah sekitar jam 5 sore, jadi kabut mulai turun, dan gak bisa terlalu keliatan danaunya. Tapi kece koq. Kebayang kalau kesana di pagi atau siang hari, pemandangannya pasti kece berat. Dan karena berkabut, gak bisa ambil poto pula.
Niat awal mau menginap di sekitar danau Maninjau gak jadi. Karena gak ada penginapan yang cukup oke. Mungkin karena orang juga lebih milih nginep di Bukittinggi, terus paginya baru ke danau Maninjau kali yah, jadi agak riskan kalau mau buka hotel bintang disini. Jangankan hotel bintang, hotel melati aja gak ada koq. Adanya wisma, dan rumah penduduk.
Dari Maninjau akhirnya Bapak mencari sungai Tanang. Karena katanya sebelum mati mau tahu dulu sungai Tanang yang ada di lirik lagu Anak Salido itu dimana. Dan akhirnya ketemu. Dan itu bukan sungai, itu empang braaaay. Empang yang dibuat oleh penduduk sekitar untuk masjid. Jadi tiap tahun atau dua tahun sekali akan ada pemancingan di empang tersebut, dan hasilnya untuk sumbangan masjid. Ini orang Jakarta gak ada yang mau niru yah? Biar bangun mesjid gak usah minta- minta ala pengemis. Malu- maluin agama sendiri aja. (mendadak emosi). Dan disini ikannya banyak, bisa beli makanan ikan, terus kasih ke ikan- ikan tersebut.
konon katanya ada ikan koinya juga
Dari sungai Tanang akhirnya selesailah sudah perjalanan hari kedua, dan menuju ke hotel Grand Inna di kota Padang.  Hotel baru dan masih bertarif 550ribuan. Hotelnya lumayan koq, tapi belum ada kolam renang. Dammit, padahal niatnya mau renang dulu buat bakar kalori. Tapi konon katanya mau dibikin mini water park nantinya.
Hari ketiga, hari terakhir. Niatnya jalan- jalan ngiterin kota Padang sambil cari oleh- oleh. Oh iya, kalau cari oleh- oleh mending beli Rohana Kudus, di jalan Rohana Kudus, dekat Pizza Hut. Kenapa? Karena lebih pedes man kripiknya. Atau sementok- mentoknya Shirley deh. Tapi Rohana Kudus pedesnya lebih nendang sih.
Dan akhirnya di tengah hari bolong, sebelum makan siang, Bapak ngajakin ke Taplau, alias Tapi Lauik alias Tepi Laut. Kata teman saya, kalau belum ke Taplau jangan ngaku sebagai anak gaul Padang. Sebenernya sih pantainya gak terlalu bagus. Lumayan kotor. Tapi enak juga duduk gak jelas di pinggir pantai sambil dengerin suara debur ombak. Mendadak teringat kenangan pahit. Mendadak mau nangis. *mengalun lagu Angel oleh Sarah McLachan.

Sine Cera, without flaw. That's how you meant to me.

Mendadak pengen belajar naik sepeda. Tampak asyik gitu yah naik sepeda beralaskan pasir pantai.
 Kemudian makan lagi di RM Lamun Ombak, dan masih super enak. Merusak standar makanan Padang. I don't think I will eat Padangnese food again in a very long time. Btw kalau mau ke Padang, musti seminggu waktunya karena tiga hari itu berasa cuma nyampah doang disini. Banyak tempat yang belum saya datangi. Batu Malin Kundang pun belum saya lihat :-(
Padang, I will be gloriously happy if I could visit you again, someday.

Monday, October 15, 2012

Favorite Perfume

Saya bukan Perfume Reviewer sih, cuma suka banget ngendus- ngendus perfume. Dan kadang saya menilai orang dari Perfumenya. Misalnya yang pake perfume Lovely-nya Sarah Jessica Parker itu murahan, pasaran, atau yang pakai Beneton itu abege banget, dan sebagainya. Belagu? Emang. Padahal gak ngerti- ngerti amat sama perfume. Ini cuma nge-list perfume yang saya pakai, dan yang paling saya suka. Versi saya dan versi pacar yang bawel nyuruh saya pakai salah satu perfume.

1. L'Occitane, Cherry Blossom
Ini enak banget buat dipakai sehari- hari. Baunya manis bunga, tapi seger dan lembut. Gak terlalu abege, gak terlalu seksi. Apalagi kalau dipakai barengan sama body lotionnya, beuh... Pake ini berasa cantik sepanjang hari. Jadi males mandi, males ambil wudhu, takut baunya ilang. (digeplak malaikat). Tapi sayangnya gak terlalu tahan lama baunya.

2. L'Occitane, Green Tea with Jasmine
Pertama kali disemprot, baunya emang rada pedes sih. Tapi setelah dipakai satu jam, dan udah kena keringet dikit (ngantri Trans Jakarta selama setengah jam misalnya), baunya jadi lumayan enak. Green Tea-nya gak terlalu manis, rada tajam, tapi somehow kece dicampur sama Jasmine. Pakai ini, selama setengah harian wangi deh. Lebih kece lotionnya daripada perfumenya. Lotionnya baunya lebih lembut.

3. Issey Miyake, L'Eau d'Issey
Ini perfume unisex. Eh apa buat cewek yah. Dan kalo abang atau bokap gue mendadak minta perfume, gue biasanya kasih ini, karena menurut gue ini baunya gak terlalu feminin. Mungkin karena campuran woody-nya itu yah. Yang bikin kece dari perfume ini adalah, sangat long lasting. Pakai jam 6 pagi sebelum berangkat kerja, jam 3 sore baunya masih kecium. Gue sendiri sih gak bisa nyium, tapi dulu temen gue ada yang suka mendadak deket- deket sambil bilang "Bau lo enak Yas,"
Kekurangan: sangat pasaran.

4. Calvin Klein, CK1
Classic. I love something classic. Ini unisex perfume paling kece sepanjang yang gue tau. Yah seperti kata- katanya The Kardashians, yang bisa buat unisex perfume paling kece itu ya Calvin Klein. Wait, don't get me wrong, gua gak suka nonton Reality Show itu yah. But I couldn't agree more. Baunya basically citrus, tapi gak terlalu menyengat. Sayang udah gak ada lagi di Indonesia, kalau mau beli ini musti nitip orang kalau mereka lagi ke Singapura misalnya.

5. Clinique, Happy for women
Kyaaaa, suka banget sama baunya. Kalau saja baunya tahan lama seharian, gua gak bakal ganti- ganti perfume mungkin yah. Sayang cuma tahan sekitar 5- 6 jam, jadi musti bawa botolnya tiap pergi. Musti semprot tiap abis makan siang. Tapi kalau cuma ke mall sebentar, ke kondangan sebentar, pas banget pakai perfume ini. Segarnya citrus dicampur sama manisnya floral itu pas banget. Gak terlalu nyantreng pula kalau dipakai pas siang hari. My perfume from high school until college.
Btw, ada yang for men juga. Baunya mirip. Temen- temen gue sih lebih suka yang for men. Tapi gue sendiri lebih suka yang for women.

6. Dolce&Gabbana, Rose the One
Ini perfume buat malam karena baunya super nyantreng. Apalagi pas pertama kali disemprot, wangi manisnya langsung nusuk hidung. Wangi floral yang manis dan sensual, dan karena kesan sensualnya itulah gak cocok dipake pas siang, musti malam. Dan salah satu rekan kerja gue ada yang komentar "baunya ngajak tidur banget".
Jangan takut dengan wangi nyantrengnya, karena setelah beberapa lama jadi manis lembut koq, dan lumayan tahan lama. Pakai pas sore, sampai besok siangnya baunya masih berbekas di gue.

7. Burberry, The Beat
Pertama kalinya beli ini gak sengaja. Jadi waktu itu ke PS, eh apa Senci yah. Lagi nyari Burberry Touch atau Baby Touch. Tapi ternyata udah gak ada lagi di Indonesia. Akhirnya si mas ngondek nyaranin The Beat ini. Dan begitu dia liat muka gue ragu, dia bilang beli refillnya. Eh bukan refill, jadi dia kasih botol kecil, dan gue beli, errr lupa harganya berapa. Cukuplah buat dua minggu sampai sebulan. Dan ternyata baunya emang enak.
Baunya campuran floral, light musk dan gak tau lagi. Pertama kali semprot baunya kurang kece sih, nyantreng banget. Tapi begitu kena keringet dan bau badan kita, baunya jadi enak. Dan sang kekasih pun nyuruh gue untuk selalu pakai perfume ini tiap ketemu dia.

8. Elizabeth Arden, Green Tea
Bukan gue yang beli sih, tapi ini punya mama. Dan dari sederetan perfume di kamarnya, perfume ini yang baunya paling normal dan bisa diterima di hidung gue. Wangi green teanya lembut, tapi juga seger. Enak buat abis mandi terus cuma sekedar pergi ke Gramedia buat cari komik sebentar. Tapi ya baunya gak tahan lama sih emang.

9. Issey Miyake, L'Eau d'Issey Florale
Gue sendiri lebih suka Rose the One-nya D&G, tapi karena itu gak cocok buat siang, maka untuk pergi siang- siang, inilah perfume favorite gue. Lebih tepatnya pergi di weekend sama sang kekasih, karena dia sangat suka bau ini. Dia bilang gue musti pake setiap hari. Tapi masalahnya botolnya gede banget, gak bisa gue bawa- bawa.
Basically baunya mirip si Issey Miyake yang satunya cuma yang ini ada sentuhan floralnya. Tapi sumpah baunya mirip banget, cuma lebih cewek. Tapi bokap kadang suka minta buat kondangan. Pas gue bilang itu buat cewek, dia cuma bilang "Ah yang penting wangi"

10. Marc Jacobs, Daisy
Gue beli ini karena iming- iming wangi floralnya. Karena gue sangat suka dengan bau floral, dibanding bau musky, woody, fruity or else. Tapi ternyata ini wanginya terlalu nyantreng dan manis buat gue. Akhirnya gue simpen perfume ini di atas meja kantor, cuma buat jaga- jaga aja kalau ada yang minta perfume. Atau pas gue lagi lupa pakai perfume, dan gue merasa gue berbau abang- abang di bis.

Errr, I realize that my review is just so amateur. Tanpa memberitahu base note, top note atau middle notenya. Karena jujur, gue gak tau. Idung gue gak secanggih itu bisa ngerti, yang gue tau cuma satu. Enak atau nggak. Udah gitu doang. I'm terribly sorry for my stupidity.