Pluto
I'm not talking about the planet, rrr, wait, does it still considered as planet? Some said yes, some said no. Okay, I'm talking about the robot. The robot that will be loved yet hated even by God. The robot that defeats seven greatest robots on earth. Robot yang bisa membuat bunga mekar, tapi juga bisa memanggil tornado dan menghancurkan kota.
Yes, I'm talking about Pluto, the Robot, on Astro Boy!!
Astro Boy atau Tetsuwan Atom adalah salah satu komik terbaik sepanjang yang dibuat oleh sang dewa mangaka, Tezuka Osamu. Gila, gw dulu punya komiknya pas masih kecil, tapi karena beberapa kali pindah rumah, they're gone. Tapi gw masih inget petualangan Atom ke Mars, atau saat Atom hilang dan akhirnya dibuatlah satu robot lagi yang mirip Atom, tapi gak sepinter Atom, called Cobalt. Iyalah, Atom dibuat oleh mantan menteri sains, Dr. Tenma, yang sangat jenius layaknya dewa. Dan Cobalt dibuat oleh Dr. Ochanomizu (biasa dipanggil Dr. O), menteri sains yang sekarang. Jenius sih, tapi gak sejenius Dr. Tenma. Pokoknya gw sangat sangat suka Astro Boy!
Dan setahun atau dua tahun yang lalu, gw liat ada komik berjudul Pluto. Dan pas gw liat, "ih gaya gambarnya Urasawa banget", dan ternyata bener, itu Urasawa Naoki yang bikin. Dan abis itu gw liat lagi, koq ada nama Tezuka. Gw langsung ambil komik itu, gw bawa ke kasir, dan langsung keluar dari gramed, dan gw buka sampulnya. My goodness, remake version of Astro Boy! To be more specific, Astro Boy pada chapter Greatest Robot on Earth!
Okay, buat yang gak tau Urasawa Naoki. Dia adalah mangaka yang hmm, jenius dalam penciptaan karakter, dan alur. Semua komik dia itu beralur lambat, sangat lambat, tapi apakah bikin bosen? Sama sekali nggak. Bikin makin penasaran malah. Dia layaknya penulis yang sangat sangat pandai dalam pemilihan dan penggunaan kata, tanda baca, yang bisa menciptakan "jeda" dan akhirnya mempertegas kesan yang dia mau buat. Urasawa jenius membuat jarak antar satu chapter ke chapter yang lain, dan juga jenius dalam penciptaan dan penggalian karakter.
So, Pluto adalah gabungan ide cerita yang hebat dari Tezuka Osamu dengan alur dan karakter ala Urasawa Naoki. God, it's masterpiece.
Okay, komik ini mengisahkan tentang pembunuhan para robot, dan bukan sembarang robot, tapi Greatest Robot on Earth yang dibuat oleh para ilmuwan jenius. Seperti robot detektif Gesicht yang dibuat oleh Professor Hoffman dengan sumber kekuatan Zeronium. Atau Epsilon yang dibuat oleh, hmm, gw lupa nama penciptanya, dengan sumber energi Photon. Dan Atom yang memiliki Artificial Intelligence paling mutakhir yang diciptakan oleh Dr. Tenma. Dr. Tenma menciptakan Atom untuk menggantikan anaknya Tobio yang meninggal karena kecelakaan. Dia membuat Atom sangat sangat mirip Tobio. But does he love Atom? Apparently not, karena dia menjual Atom ke sirkus pada akhirnya.
Selain pembunuhan robot, ada juga pembunuhan terhadap para ilmuwan atau aktifis yang memperjuangkan hak asasi robot, dan juga pembunuhan terhadap tim investigasi Bora. Pembunuhan tersebar di seluruh penjuru dunia, sepintas terlihat random, tapi memiliki satu persamaan, semua korbannya diberi tanduk. Sebagai simbol, pembunuhnya adalah satu, yaitu Pluto. Sang dewa kematian. Penyelidikan dilakukan oleh Gesicht yang merupakan robot detektif yang juga merupakan anggota Europol. Dan kemudian dibantu oleh Atom yang menyalin data milik Gesicht.
Tapi nanti ditengah cerita Gesicht dan Atom dibunuh oleh Pluto. Jedaaaaang...
Anyway, gw nangis beberapa kali baca komik ini. Saat ada robot anjing yang mati, dan saat Helena, istri Gesicht yang merupakan robot juga, menangis pas Gesicht mati. Itu awakening moment, bahwa robot yang selalu dicela karena mereka tidak punya perasaan, hanya punya bahasa pemrograman bisa menangis. Atau saat sepasang robot yang sangat sedih kehilangan anaknya, yang merupakan robot juga, sangat sangat sedih, tapi gak bisa nangis karena memiliki Artificial Intelligence yang kurang canggih. Mereka yang gak bisa nangis bikin gw nangis banget. Gak jelas yah, tapi kalo baca sendiri, dan kalian gak nangis pas bacanya, atau setidaknya merasa sedih dan sesak di dada, oh darn, kalian tidak punya darah dan air mata.
Oh iya, gak banyak yang tahu, tapi Tezuka pernah mengucapkan pernyataan kontroversial yang sangat dikecam oleh para penggemarnya, yaitu "Tetsuwan Atom adalah karya gagal". Padahal dia dijuluki dewa mangaka gara2 komik ini. Dan Urasawa memasukkan pernyataan itu di komiknya, saat Dr. Tenma mengatakan "Atom adalah karya gagal" kepada Dr. Ochanomizu. Genius, right? Dia bisa menyelipkan pernyataan Tezuka ke dalam komik lewat salah satu karakternya. Okay, gak penting. Tapi buat gw, itu jenius banget.
Buat yang belum pernah baca komik Urasawa-sensei, shame on you. YOU MUST READ THEM. Okay, mulai dari Master Keaton, Monster, 20th Century Boys, Billy Bat, dan pastinya si Pluto ini. Anyway, gw sendiri belum baca komik debutnya yang memenangkan Shogakukan Manga Award, Yawara! Tapi sekarang gw lagi sibuk baca Billy Bat. Abis Billy Bat deh, baru gw cari si Yawara.
M&C, cepetan terbitin lagi komik iniiiii, gak sabar baca lanjutannyaaaaaaaaa...
I'm not talking about the planet, rrr, wait, does it still considered as planet? Some said yes, some said no. Okay, I'm talking about the robot. The robot that will be loved yet hated even by God. The robot that defeats seven greatest robots on earth. Robot yang bisa membuat bunga mekar, tapi juga bisa memanggil tornado dan menghancurkan kota.
Yes, I'm talking about Pluto, the Robot, on Astro Boy!!
Astro Boy atau Tetsuwan Atom adalah salah satu komik terbaik sepanjang yang dibuat oleh sang dewa mangaka, Tezuka Osamu. Gila, gw dulu punya komiknya pas masih kecil, tapi karena beberapa kali pindah rumah, they're gone. Tapi gw masih inget petualangan Atom ke Mars, atau saat Atom hilang dan akhirnya dibuatlah satu robot lagi yang mirip Atom, tapi gak sepinter Atom, called Cobalt. Iyalah, Atom dibuat oleh mantan menteri sains, Dr. Tenma, yang sangat jenius layaknya dewa. Dan Cobalt dibuat oleh Dr. Ochanomizu (biasa dipanggil Dr. O), menteri sains yang sekarang. Jenius sih, tapi gak sejenius Dr. Tenma. Pokoknya gw sangat sangat suka Astro Boy!
Dan setahun atau dua tahun yang lalu, gw liat ada komik berjudul Pluto. Dan pas gw liat, "ih gaya gambarnya Urasawa banget", dan ternyata bener, itu Urasawa Naoki yang bikin. Dan abis itu gw liat lagi, koq ada nama Tezuka. Gw langsung ambil komik itu, gw bawa ke kasir, dan langsung keluar dari gramed, dan gw buka sampulnya. My goodness, remake version of Astro Boy! To be more specific, Astro Boy pada chapter Greatest Robot on Earth!
Okay, buat yang gak tau Urasawa Naoki. Dia adalah mangaka yang hmm, jenius dalam penciptaan karakter, dan alur. Semua komik dia itu beralur lambat, sangat lambat, tapi apakah bikin bosen? Sama sekali nggak. Bikin makin penasaran malah. Dia layaknya penulis yang sangat sangat pandai dalam pemilihan dan penggunaan kata, tanda baca, yang bisa menciptakan "jeda" dan akhirnya mempertegas kesan yang dia mau buat. Urasawa jenius membuat jarak antar satu chapter ke chapter yang lain, dan juga jenius dalam penciptaan dan penggalian karakter.
So, Pluto adalah gabungan ide cerita yang hebat dari Tezuka Osamu dengan alur dan karakter ala Urasawa Naoki. God, it's masterpiece.
Okay, komik ini mengisahkan tentang pembunuhan para robot, dan bukan sembarang robot, tapi Greatest Robot on Earth yang dibuat oleh para ilmuwan jenius. Seperti robot detektif Gesicht yang dibuat oleh Professor Hoffman dengan sumber kekuatan Zeronium. Atau Epsilon yang dibuat oleh, hmm, gw lupa nama penciptanya, dengan sumber energi Photon. Dan Atom yang memiliki Artificial Intelligence paling mutakhir yang diciptakan oleh Dr. Tenma. Dr. Tenma menciptakan Atom untuk menggantikan anaknya Tobio yang meninggal karena kecelakaan. Dia membuat Atom sangat sangat mirip Tobio. But does he love Atom? Apparently not, karena dia menjual Atom ke sirkus pada akhirnya.
Selain pembunuhan robot, ada juga pembunuhan terhadap para ilmuwan atau aktifis yang memperjuangkan hak asasi robot, dan juga pembunuhan terhadap tim investigasi Bora. Pembunuhan tersebar di seluruh penjuru dunia, sepintas terlihat random, tapi memiliki satu persamaan, semua korbannya diberi tanduk. Sebagai simbol, pembunuhnya adalah satu, yaitu Pluto. Sang dewa kematian. Penyelidikan dilakukan oleh Gesicht yang merupakan robot detektif yang juga merupakan anggota Europol. Dan kemudian dibantu oleh Atom yang menyalin data milik Gesicht.
Tapi nanti ditengah cerita Gesicht dan Atom dibunuh oleh Pluto. Jedaaaaang...
Anyway, gw nangis beberapa kali baca komik ini. Saat ada robot anjing yang mati, dan saat Helena, istri Gesicht yang merupakan robot juga, menangis pas Gesicht mati. Itu awakening moment, bahwa robot yang selalu dicela karena mereka tidak punya perasaan, hanya punya bahasa pemrograman bisa menangis. Atau saat sepasang robot yang sangat sedih kehilangan anaknya, yang merupakan robot juga, sangat sangat sedih, tapi gak bisa nangis karena memiliki Artificial Intelligence yang kurang canggih. Mereka yang gak bisa nangis bikin gw nangis banget. Gak jelas yah, tapi kalo baca sendiri, dan kalian gak nangis pas bacanya, atau setidaknya merasa sedih dan sesak di dada, oh darn, kalian tidak punya darah dan air mata.
Oh iya, gak banyak yang tahu, tapi Tezuka pernah mengucapkan pernyataan kontroversial yang sangat dikecam oleh para penggemarnya, yaitu "Tetsuwan Atom adalah karya gagal". Padahal dia dijuluki dewa mangaka gara2 komik ini. Dan Urasawa memasukkan pernyataan itu di komiknya, saat Dr. Tenma mengatakan "Atom adalah karya gagal" kepada Dr. Ochanomizu. Genius, right? Dia bisa menyelipkan pernyataan Tezuka ke dalam komik lewat salah satu karakternya. Okay, gak penting. Tapi buat gw, itu jenius banget.
Buat yang belum pernah baca komik Urasawa-sensei, shame on you. YOU MUST READ THEM. Okay, mulai dari Master Keaton, Monster, 20th Century Boys, Billy Bat, dan pastinya si Pluto ini. Anyway, gw sendiri belum baca komik debutnya yang memenangkan Shogakukan Manga Award, Yawara! Tapi sekarang gw lagi sibuk baca Billy Bat. Abis Billy Bat deh, baru gw cari si Yawara.
M&C, cepetan terbitin lagi komik iniiiii, gak sabar baca lanjutannyaaaaaaaaa...
No comments:
Post a Comment