Saya baru saja menemukan blog bagus. Blog yang entah sudah berumur berapa tahun, dan baru saya baca sekitar dua halaman, dan saya pun baru membaca sekilas, belum meresapi semua kata, kalimat bahkan tanda baca yang ada di sana. Tapi saya langsung jatuh hati terhadap tulisannya. Topiknya ringan (sejauh yang saya baca), terlihat bahwa ia memilih kata-kata, penempatan tanda baca dengan seksama. Bukan hanya asal tulis, hanya sekedar meluapkan apa yang ada di otaknya pun hatinya.
Kalau ada yang mau coba membaca, silakan baca ini.
Dan dari membaca salah satu tulisan dia, saya jadi memikirkan satu hal. Dalam suatu hubungan, kita biasa memulai dengan rasa suka. Bermula dari rasa kagum yang kemudian diperdalam dengan rasa sayang, dilanjutkan dengan penegasan melalui rasa ingin memiliki. Kemudian, ketika hubungan sudah terjalin. Setelah beberapa lama, setelah kurun waktu tertentu, rasa sayang itu terlupakan. Mungkin kita melanjutkan hubungan karena ada rasa ketergantungan", yang kemudian akhirnya hanya menjadi "kebiasan".
Terbiasa dengan SMS ucapan selamat paginya, atau terbangun dengan suara seseorang membangunkan kita melalui ponsel. Terbiasa dengan keberadaan dirinya yang selalu terjangkau oleh kita. Rasa sayang atau cinta bukan tidak mungkin akan memudar. Tapi apakah setelah itu kita akan menyerah? Menghentikan hubungan itu di tengah jalan?
"Apakah jika saya tidak mencintai kamu lagi, kamu akan berhenti memperjuangkanku?"
Bukankah hubungan itu adalah hasil perjuangan? Perjuangan mendapatkan dan juga perjuangan mempertahankan.
Dan mempertahankan itu bukan hanya mempertahankan orang itu saja, tapi mempertahankan perasaan kita sendiri, agar tak terkikis seiring berjalannya waktu.
No comments:
Post a Comment