Friday, April 12, 2013

Stereotype

A stereotype is a thought that may be adopted about specific types of individuals or certain ways of doing things,but that belief may or may not accurately reflect reality. (copied from Wikipedia)

Stereotype itu beneran ada. Dan itu menjadi sesuatu yang lumrah, wajar di kalangan dan negara manapun. Dan mungkin itu adalah hasil cuci otak yang telah dilakukan oleh lingkungan terdekat kita. Misalnya nih yah, bokap gua yang orang Jawa selalu melarang abang gua untuk pacaran apalagi nikah sama orang Sunda. Atau nyokap gua yang kadang suka tiba-tiba nyeletuk "Oh orang Palembang, pantes..."

Wajar? Iya. Dapat dibenarkan? Gak juga.

Tapi kadang stereotype itu ada benarnya. Misalnya nih yah, dibilang orang Jawa itu gak enakan, klemer-klemer, pasrah. Ya karena memang mereka dididik oleh keluarga mereka untuk menjadi seperti itu. Karena mereka berpikir nilai itulah yang benar. Pasrah terhadap hidup karena mereka berpikir toh nasib sudah diatur sama yang di atas. Klemer-klemer, ya karena mereka mikirnya alon-alon asal kelakon. Salah? Nggak juga. Pola pikir orang kan beda-beda.

Atau orang Manado yang sangat memperhatikan penampilan. Oke, gua punya beberapa temen Manado. Tiga sih yang lumayan deket. Dua orangnya memang sangat sangat memperhatikan penampilan, makanya mereka suka agak jengah dengan penampilan saya yang slebor. Dan menurut pengakuan salah satu dari dua orang itu, ibunya memang mengajarkan dia untuk memperhatikan penampilan. Kenapa? Karena orang menilai kita dari penampilan. Salah? Gak juga.

Udahlah, gak usah sok muna. Kalo lo lagi di bis, ada dua orang yang baru naik bis. Yang satu berpenampilan perlente ala pegawai kantoran, ganteng, dan yang satu lagi gembel dan bau, tatoan. Mana yang bikin lo lebih siaga? Orang yang kedua kan? Padahal kali aja yang copet itu adalah yang orang perlente tadi. Jadi nilai yang dianut oleh mereka ya gak salah juga.

Nah satu temen gua lagi yang Manado, pernah bilang jangan mau pacaran sama orang Manado, mereka biasanya sangat doyan hura-hura, dan agak kurang memperhatikan masa depan. Generalisasi? Iya banget. Tapi toh mereka mengakui. Nilai yang mereka anut salah? Gak juga, ada benarnya koq.

Sebenernya sih gak salah memiliki stereotype terhadap suatu kaum, entah suku, agama atau apapun. Asal gak berlebihan. Tapi ya dengan syarat, kalo lo distereotipin (bahasa Indonesianya being stereotyped ape ye?), ya jangan marah juga.

Memiliki stereotype sih oke-oke aja, tapi jangan sampe nge-judge. Misalnya cewek pake rok pendek dan baju ketat itu murahan. Eh buset, kenal juga kagak, nilainya gak asik bener. Padahal kali aja mereka memang nyaman dengan pakaian itu. Mungkin aja mereka emang kegerahan dengan udara Jakarta.

Lagipula kan ada bedanya orang yang pake baju gitu karena nyaman dan memakai baju begitu karena pengen narik perhatian cowok. Gak tahu bedanya? Makanya jangan nge-judge. Ada beberapa temen gua yang berpikir pake celana sepaha dan you-can-see ke mall itu sangat casual dan gak ribet. Tapi ada juga temen gua yang pake kaya gitu karena pengen ngeluarin sex appeal buat narik perhatian cowok. Gua punya dua jenis temen kaya gitu, makanya gua bisa bedain mana yang punya hidden agenda, mana yang nggak. Nah, kalau kalian gak tahu bedanya, shut the fuck up, man.

Kalau judgement lo segitu parahnya, itu bukan stereotype lagi, tapi lo udah prejudice, man.

I wear tight clothing, high heeled shoes
It doesn't mean that I'm a prostitute, no no
I like rap music, wear hip hop clothes
That doesn't mean that I'm out sellin' dope no no
Oh my forgive me for having straight hair, no
It doesn't mean there's another blood in my heir yeah yeah
I might date another race or color
It doesn't mean I don't like my strong black brothers.

Why oh why must it be this way

Before you can read me you gotta learn how to see me, I said
Free your mind and the rest will follow
Be color blind, don't be so shallow.
Free your mind and the rest will follow
Be color blind, don't be so shallow
(En Vogue, Free Your Mind)

No comments:

Post a Comment