Tuesday, September 10, 2013

Standard of Beauty

Kenapa gua mendadak ngomongin kecantikan? Well, I am a woman, and I really love to be considered as a pretty lady. It is so natural, right? Siapa sih perempuan yang gak mau dibilang cantik? Tapi sayangnya, sekarang kecantikan itu jadi memiliki standar khusus, yang menurut gua agak gak masuk akal.
Di Indonesia, saat ini haram hukumnya punya kulit kecoklatan atau kuning langsat. Masih inget kan kalau dulu itu ada produk lotion Citra untuk kulit kuning langsat? Dengan iklan mbak- mbak ayu pake kemben, mengoleskan lotion ke kulitnya. Kuning langsat itu kayanya merupakan warna kulit wanita Indonesia pada umumnya. Terakhir gua liat iklan itu kapan? SD. Lebih dari belasan tahun yang lalu. Sekarang, semua lotion berusaha memutihkan, atau bahasa mereka mencerahkan.
Kenapa? Karena standar kecantikan wanita Indonesia saat ini adalah berkulit putih. Sounds weird? Kinda.
Kemudian rambut. Basically menurut gua, mau rambut lo lurus, keriting, berombak, hitam, pirang, merah atau bagaimana pun juga, elo tetep bisa cantik. Tapi entah sejak kapan, masyarakat Indonesia berpendapat bahwa rambut lurus jatuh kaku itu cantik. Rambut ikal macem gua itu nggak.

Weird? Totally.
Begitu pula dengan ukuran tubuh. Okay, gua mungkin agak kelebihan berat badan, I'm not a model anyway sih, jadi gak terlalu peduli. Beberapa bulan yang lalu gua masih berusaha menguruskan badan, mungkin karena tercuci otak bahwa semakin kurus semakin cantik. Semakin gak ada daging, semakin cantik. Dan di saat berat badan gua sangat normal, gua berpikir gendut. Mulai dari kapan gua mikir gitu? SMA. Padahal tiap gua ngeluh gendut, cowok gua (sekarang mantan), gebetan gua (masih belum jadi mantan gebetan, itu gebetan seumur hidup) selalu bilang gua gak ada gendut-gendutnya. Mereka bingung kenapa gua berpikir gua gendut. Asli, muka mereka heran, gak habis pikir. Dan gua berpikir mereka bohong, cuma berusaha menghibur gua. Tolol? Emang.
Dan sekarang? Gua berpikir berat badan gua jaman SMA itu kurus banget. Dan bahkan gua gak mau sekurus itu lagi saat ini. Pantes dulu sodara gua sempet bilang kalau gua kaya orang Etiopia lagi puasa, dan gua disuruh perbaikan gizi. Dan gua? Tetep ngerasa gendut saat itu.
Gua pernah nonton di Oprah Show duluuu banget. Anaknya Will Smith dan Jada Pinket yang perempuan, Willow kalau gak salah namanya, saat masih sangat sangat kecil, masih duduk di sekolah dasar sudah melakukan diet. Dia menolak kalau dibekali roti dengan peanut butter, dia maunya sandwich dengan pickles. Dan dia pernah nanya ke Jada, "Am I sexy?"
Yes, sexy. Not cute, sweet or pretty. Anak sekecil itu udah bertanya-tanya apakah dia seksi. Jaman gua masih SD gak mikirin begituan. Gua cukup senang pas dipuji cantik, manis atau imut. Gua bahkan gak ngerti seksi itu apa. I barely had no boobs back then...until now. Dammit.
Postingan ini beneran bukan sebagai excuse gua gak bisa nurunin berat badan, beneran deh. Ini udah lama banget ada di otak gua, tapi baru sempet sekarang aja gua posting. (Padahal kerjaan numpuk. Tapi gak peduli. Lalalalaalalalala). Bukan juga karena gua gak berambut lurus, bahkan cenderung terlihat gak pernah disisir. Bukan karena gua gak berkulit putih. Bukan karena gua sama sekali jauh dari gambaran wanita ideal saat ini. I'm not a model material, but I'm pretty in my own quirky weirdo and creepy way. I work out just to stay healthy. Not to be skinny.
Dan ini bukan cuma di Indonesia, di US juga. Ini yang gua sering liat di tipi-tipi, majalah dan 9gag misalnya. Cewek-cewek amrik sono itu berpikiran semakin kurus semakin cantik. Dan cowok-cowoknya bingung, mereka tetep lebih suka yang ada daging. Dan disana kulit coklat itu seksi. Dan bagi yang gak bisa berjemur untuk mencoklatkan kulit, mereka ke salon. Disiram dengan semacam cat buat badan supaya kulit mereka kecoklatan.
Ini salah siapa sih? Siapa sih yang bikin standar kaya gini. Beberapa puluh tahun yang lalu padahal dibilangnya cewek berdaging yang seksi, cewek kurus mah amit-amit. Liatin aja si Marilyn Monroe, sex icon saat itu, apakah dia kurus? No.
Intinya jangan mau kepengaruh sama standar kecantikan yang merupakan hasil propaganda entah siapapun itu.
Rambut lo keriting juga bisa cantik koq, kulit lo gelap tetep cantik koq. Lo gak kurus juga bisa cantik koq. Please, you are beautiful. Kalo kata JKT48 eh siapa yah, si chibi chibi itu, "kamu cantik, cantik dari hatimu. Yah ironisnya dinyanyiin sama sekelompok cewek yang mukanya sama semua dan jelas-jelas sangat mengikuti standar kecantikan saat ini itu.

Dan standar kecantikan ini tidak hanya mewabah di kalangan wanita, sekarang sudah mulai menjangkiti kaum pria. Dulu kaum pria boleh jumawa dengan penampilan mereka yang apa adanya. Sekarang, mereka juga dituntut untuk bertubuh tinggi (kalau di Indonesia, mungkin minimal 170cm), berbadan tegap dengan bahu lebar, perut rata kalau bisa kotak-kotak. Mereka mulai dituntut untuk lebih memperhatikan penampilan.

Aneh. Padahal selama ini gua suka cowok bukan dari penampilan. Selalu saja jatuh hati dengan kecerdasan atau wawasan mereka, jatuh hati dengan selera humor mereka, bukan dengan penampilan sempurna tanpa cacat mereka. Tapi gpp, biar mereka sekali-sekali ngerasa insecure dikit sama penampilan mereka (Laras anaknya dendaman).

Yang lebih ngehe lagi, orang yang gak ada kece-kecenya, sok nasehatin orang lain supaya kece. Berasa dia kece kali yah, woy, lo kagak kece, nyet. Gak usah nyinyirlah, macem idup lo bener aja, nyet.

No comments:

Post a Comment